Kerajaan Salakanagara: Sejarah, Warisan, dan Pengaruhnya di Nusantara
Kerajaan Salakanagara: Jejak Kerajaan Tertua di Indonesia
Pendahuluan
Sebagai kerajaan pertama di Nusantara, Salakanagara menyimpan jejak peradaban yang menjadi cikal bakal budaya Sunda dan Jawa Barat. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-2 Masehi dan dianggap sebagai leluhur dari kerajaan-kerajaan besar seperti Tarumanagara dan Sunda.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas sejarah Kerajaan Salakanagara, mulai dari legenda pendiriannya oleh Prabu Dewawarman, struktur pemerintahan, hingga warisan budaya yang masih relevan hingga saat ini. Simak ulasan lengkapnya!
Apa yang Akan Anda Pelajari?
- Asal-usul dan lokasi Kerajaan Salakanagara
- Peran Prabu Dewawarman I sebagai pendiri
- Peninggalan arkeologis yang ditemukan
- Keterkaitan Salakanagara dengan kerajaan penerusnya
Latar Belakang Historis
2.1 Asal-Usul dan Pendirian
Berdasarkan naskah Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, Kerajaan Salakanagara didirikan pada tahun 130 M oleh Prabu Dewawarman I, seorang pedagang dan pelaut dari India. Legenda setempat menyebutkan bahwa Dewawarman menikahi putri penghulu setempat, Aki Tirem, yang menguasai wilayah sekitar Teluk Lada di Pandeglang.
Tahun | Peristiwa |
---|---|
130 M | Dewawarman I mendirikan Salakanagara setelah menikahi putri Aki Tirem. |
168 M | Dewawarman I wafat, digantikan oleh putranya, Dewawarman II. |
358 M | Kerajaan berakhir dan digantikan oleh Tarumanagara. |
2.2 Geografi dan Pusat Pemerintahan
Salakanagara berlokasi di wilayah yang kini menjadi Kabupaten Pandeglang, Banten. Pusat pemerintahannya, Rajatapura, dipercaya berada di dekat pantai selat Sunda — sebuah lokasi strategis untuk perdagangan rempah India-China.

Fakta Penting:
- Nama "Salakanagara" berarti "Negeri Perak" dalam bahasa Sanskerta.
- Wilayahnya mencakup daerah subur dengan hasil bumi seperti lada dan emas.
- Bukti arkeologis ditemukan di situs Pandeglang dan sekitarnya.
Struktur Pemerintahan dan Penguasa
3.1 Raja-Raja Salakanagara
Selama 228 tahun berdiri, Salakanagara dipimpin oleh delapan raja dari garis keturunan Dewawarman. Berikut daftar penguasa beserta kontribusinya:
Raja | Periode Pemerintahan | Kontribusi Penting |
---|---|---|
Dewawarman I | 130–168 M | Mendirikan Salakanagara, membangun hubungan dagang dengan India. |
Dewawarman II | 168–195 M | Memperluas wilayah ke daerah Priangan. |
Dewawarman VIII | 340–358 M | Raja terakhir; kekuasaan beralih ke Tarumanagara. |
Fakta Unik:
- Gelar "Prabu" menunjukkan status pemimpin tertinggi dalam hierarki kerajaan.
- Kekuasaan bersifat turun-temurun, tetapi calon raja harus mendapat persetujuan dewan penasihat.
3.2 Sistem Politik dan Sosial
Salakanagara mengadopsi sistem kerajaan feodal, dengan struktur berikut:
- Raja – Pemimpin tertinggi yang menguasai pusat pemerintahan.
- Bhatara – Gubernur yang mengelola daerah bawahan.
- Senapati – Pemimpin militer dan keamanan.
Masyarakat Salakanagara awalnya menganut kepercayaan animisme, namun pengaruh Hindu dari India mulai masuk pada masa Dewawarman III. Ritual pemujaan roh leluhur dan gunung (seperti Gunung Pulosari) masih dilakukan hingga kerajaan runtuh.
Kebudayaan dan Kehidupan Masyarakat
4.1 Agama dan Kepercayaan
Sebelum pengaruh Hindu-Buddha masuk, masyarakat Salakanagara menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Mereka memuja roh leluhur (hyang) serta kekuatan alam seperti gunung dan laut. Ritual persembahan (sesajen) dilakukan di tempat-tempat keramat, seperti Gunung Pulosari di Banten.
Pada masa Dewawarman III (195–238 M), pengaruh Hindu dari India mulai masuk melalui hubungan dagang. Dewa-dewa Hindu seperti Shiwa dan Wisnu mulai dipadukan dengan kepercayaan lokal.
4.2 Seni dan Arsitektur
Salakanagara dikenal dengan kemajuan teknologi logam dan maritim. Berikut adalah peninggalan budaya yang ditemukan:
- Perahu Cadik: Alat transportasi utama untuk perdagangan antar pulau.
- Senjata Logam: Tombak dan pisau dari bahan perunggu.
- Gerabah Ritual: Tempat sesajen berbentuk hewan atau manusia.
Arsitektur Istana Rajatapura diduga terbuat dari kayu dan bambu, mengikuti gaya rumah panggung Sunda kuno. Sayangnya, tidak ada sisa bangunan yang bertahan karena bahan yang mudah lapuk.
Teknologi Pembuatan Perahu
Masyarakat Salakanagara ahli dalam membuat perahu bercadik yang mampu mengarungi Selat Sunda. Teknik ini diwariskan ke kerajaan penerusnya, seperti Tarumanagara, dan menjadi fondasi kejayaan maritim Nusantara.
Ekonomi dan Hubungan Internasional
5.1 Perdagangan Rempah dan Maritim
Posisi Selat Sunda sebagai jalur strategis perdagangan India-China membuat Salakanagara menjadi pusat ekonomi maritim. Komoditas utama yang diperdagangkan meliputi:
Komoditas | Kegunaan | Mitra Dagang |
---|---|---|
Lada | Bumbu masak dan obat tradisional | India, Tiongkok |
Emas | Alat tukar dan perhiasan | Sumatera, Jawa Tengah |
Kayu Cendana | Aromaterapi dan ritual | Nusantara Timur |

Fakta Menarik:
- Salakanagara menggunakan keping emas dan perak sebagai mata uang.
- Pelabuhan utama kerajaan, Teluk Lada, menjadi tempat transit kapal dari Arab hingga Tiongkok.
5.2 Interaksi dengan Kerajaan Lain
Salakanagara menjalin hubungan diplomatik dan dagang dengan kerajaan lokal maupun internasional:
- India: Pertukaran budaya dan agama Hindu-Buddha.
- Tarumanagara: Menjadi kerajaan penerus setelah Dewawarman VIII wafat.
- Kerajaan di Sumatra: Pertukaran emas dan rempah.
Pengaruh India terlihat dari penggunaan bahasa Sanskerta dalam prasasti dan sistem pemerintahan. Namun, Salakanagara tetap mempertahankan tradisi lokal, seperti pemujaan Gunung Pulosari sebagai tempat suci.
Kemunduran dan Warisan
6.1 Penyebab Runtuhnya Salakanagara
Kerajaan Salakanagara mulai mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Dewawarman VIII (340–358 M). Faktor utama keruntuhannya meliputi:
Faktor | Penjelasan |
---|---|
Konflik Internal | Persaingan antar keluarga kerajaan memperlemah stabilitas politik. |
Berkembangnya Tarumanagara | Tarumanagara, yang didirikan menantu Dewawarman VIII, menjadi kekuatan baru di Jawa Barat. |
Perubahan Jalur Perdagangan | Selat Malaka mulai menggantikan Selat Sunda sebagai jalur utama. |

6.2 Warisan Budaya dan Arkeologi
Meski telah runtuh, Salakanagara meninggalkan jejak budaya yang masih terlihat hingga kini:
- Mitologi Lokal: Kisah Aki Tirem dan Dewawarman menjadi cerita rakyat di Banten.
- Situs Arkeologi: Temuan gerabah, alat logam, dan struktur dermaga kuno di Pandeglang.
- Pengaruh Bahasa: Kata "Salaka" (perak) masih digunakan dalam nama tempat, seperti Cisalaka.
Lokasi Penting untuk Dikunjungi:
- Situs Gunung Pulosari: Dipercaya sebagai pusat ritual Salakanagara.
- Museum Banten Lama: Menyimpan replika artefak Salakanagara.

Relevansi Salakanagara di Era Modern
Pengaruh Nama "Salakanagara" dalam Budaya Pop
Meski telah hilang selama ribuan tahun, nama Salakanagara kembali populer dalam beberapa dekade terakhir. Sejarah kerajaan ini menginspirasi:
- Novel Sejarah: Buku "Dewawarman: Mahakarya Nusantara" (2019) yang menceritakan perjalanan pendiri Salakanagara.
- Film Dokumenter: "Salakanagara: Negeri Perak yang Hilang" produksi NET TV (2021).
- Media Sosial: Konten edukasi sejarah di TikTok dan Instagram dengan tagar #Salakanagara.

Salakanagara sebagai Identitas Lokal Banten
Pemerintah dan masyarakat Banten aktif mengangkat Salakanagara sebagai simbol kebanggaan daerah. Contohnya:
- Pemakaian nama "Salakanagara" untuk pusat perbelanjaan dan kompleks perkantoran di Serang.
- Lomba esai sejarah tahunan bertema "Jejak Salakanagara" yang diadakan Universitas Banten.
- Pengusulan situs Pandeglang sebagai Warisan Budaya Nasional ke Kemendikbud.
Nama Acara | Lokasi | Aktivitas |
---|---|---|
Festival Lada Emas | Pandeglang | Pameran rempah, reka ulang ritual Salakanagara |
Karnaval Dewawarman | Serang | Pawai kostum sejarah dan pertunjukan teatrikal |
Fakta Terkini: Pada 2023, Balai Arkeologi Banten menggagas proyek "Digitalisasi Salakanagara" untuk merekonstruksi istana Rajatapura dalam bentuk 3D.
Kesimpulan
Kerajaan Salakanagara bukan hanya sekadar catatan sejarah, melainkan fondasi peradaban Nusantara yang memengaruhi budaya, politik, dan ekonomi Jawa Barat. Sebagai kerajaan pertama di Indonesia, Salakanagara membuktikan bahwa wilayah Banten telah menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan sejak abad ke-2 M.
Warisan kerajaan ini, mulai dari teknologi maritim hingga mitologi lokal, perlu dilestarikan agar generasi muda memahami akar identitas mereka. Dengan menggali situs arkeologi dan mengangkat ceritanya dalam media modern, Salakanagara tetap hidup sebagai simbol kebanggaan Indonesia.
Referensi
- Kartodirdjo, Sartono. (1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Balai Pustaka.
- Tim Penelitian Balai Arkeologi Jawa Barat. (2017). "Ekskavasi Situs Pandeglang: Jejak Awal Salakanagara". Jurnal Arkeologi Amerta.
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Salakanagara dalam Arsip Naskah Kuno. kemdikbud.go.id.
- Wangsakerta, Pangeran. (1677). Naskah Wangsakerta: Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara (transkripsi 2005). Perpustakaan Nasional RI.
FAQ (Pertanyaan Umum)
- Q: Apakah Kerajaan Salakanagara benar-benar ada?
A: Ya. Meski bukti fisik terbatas, keberadaannya didukung naskah kuno seperti Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara dan temuan arkeologi di Pandeglang. - Q: Mengapa Salakanagara disebut "Negeri Perak"?
A: Nama "Salaka" berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti perak, merujuk pada kekayaan sumber daya logam di wilayah tersebut. - Q: Apa peninggalan Salakanagara yang masih bisa dilihat hari ini?
A: Artefak gerabah, alat logam, dan situs ritual di Gunung Pulosari. Beberapa replika dipamerkan di Museum Banten Lama. - Q: Bagaimana cara mengunjungi situs Salakanagara?
A: Lokasi utama berada di Pandeglang, Banten. Anda bisa menjelajahi situs Gunung Pulosari atau museum setempat dengan pemandu wisata sejarah.
Komentar
Posting Komentar
Komentar tidak boleh mengandung Sara,kata-kata kotor,porno,dan bahasa yang tidak dikenal.Dan tidak boleh Spam