Review Tahāfut al‑Tahāfut oleh Ibn Rushd
Review Tahāfut al‑Tahāfut: Tanggapan Ibn Rushd terhadap Tahāfut al‑Falāsifah
Tahāfut al‑Tahāfut (“Kerancuan Kerancuan”) adalah karya kritik utama Ibn Rushd (Averroes) yang menjawab argumen al‑Ghazali dalam Tahāfut al‑Falāsifah. Ibn Rushd membela filsafat Aristotelian dan menegaskan kembali peran akal dalam pemikiran Islam, sekaligus mempertahankan doktrin ortodoks.
Latar Belakang Karya
Ditulis sekitar tahun 1180 di Córdoba, karya ini mengambil bentuk dialog filsafat untuk menanggapi dua puluh poin kritik al‑Ghazali. Ibn Rushd menulisnya di bawah patronase dinasti Almohad, bertujuan mempertahankan warisan Aristoteles dalam koridor ajaran Islam.
Metodologi Kritik Ibn Rushd
- Dialog Filosofis: Menjawab satu per satu tuduhan al‑Ghazali dengan pendekatan tanya jawab.
- Analisis Aristotelian: Memperkuat argumentasi kausalitas sekunder dan sifat-sifat Tuhan berdasarkan prinsip Aristoteles.
- Argumen Tekstual: Menggunakan nash al‑Qur’an dan hadis untuk mendukung kebangkitan jasmani dan penciptaan dunia.
Poin Tanggapan Utama
- Penegasan Kausalitas: Menolak occasionalism Ghazali dan menegaskan sebab sekunder bekerja secara alami .
- Eternitas Alam: Mempertahankan keyakinan bahwa alam dapat eksis berdampingan dengan penciptaan ilahi .
- Sifat Tuhan: Membenarkan penggunaan sifat Tuhan secara literal tanpa menyalahi tauhid.
- Kebangkitan Jasmani: Menegaskan kembali doktrin kebangkitan fisik di akhirat .
Dampak dan Respon Global
Karya ini memperkuat tradisi Averroes di dunia Islam dan Barat, mempengaruhi perkembangan teologi Ashʿarīyah, serta menjadi rujukan penting dalam filsafat skolastik Eropa selama Renaisans :contentReference[oaicite:15]{index=15}. Di Andalusia, ia menyokong kebangkitan studi logika dan metafisika yang sebelumnya sempat merosot pasca kritik al‑Ghazali .
Ibn Rushd juga memperkuat argumen untuk menyelaraskan wahyu dan akal, membuka dialog intelektual yang bertahan hingga modernitas.
Kesimpulan
Tahāfut al‑Tahāfut adalah puncak kritik filosofis Ibn Rushd terhadap al‑Ghazali, menegaskan bahwa filsafat klasik tetap dapat berjalan seiring dengan ajaran Islam jika dikelola dengan rasio dan teks yang tepat. Karya ini menandai era baru dialog antara akal dan wahyu, serta meneguhkan posisi Averroës sebagai jembatan intelektual antara Timur dan Barat.
Artikel ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya untuk memberikan pandangan komprehensif mengenai Tahāfut al‑Tahāfut karya Ibn Rushd.
Komentar
Posting Komentar
Komentar tidak boleh mengandung Sara,kata-kata kotor,porno,dan bahasa yang tidak dikenal.Dan tidak boleh Spam